Senin, 16 Juli 2007

Aktivis 98 Persiapkan Merebut Kekuasaan


Senin, 16-07-2007
Jakarta, Tribun -- Aktivis 98, yang berperan menjatuhkan Soeharto dari tampuk kekuasaan, sedang menggalang kekuatan. Mereka mengancam akan merebut kekuasaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bila lewat jalur formal lewat parlemen tidak bisa.
"Caranya kami akan masuk lewat jalur pemilu, lewat partai. Kalau tidak berhasil, kami akan bikin gerakan turun ke jalan seperti tahun 1998," jelas Ketua Pelaksana Pertemuan Nasional 98 (Pena 98) Sangap Surbakti di Jakarta, Minggu (15/7).


Menurut dia, rencana merebut kekuasaan tersebut akan dikonsolidasikan lebih lanjut pada Pertemuan Nasional Aktivis 98 yang berlangsung 27-29 Juli di Jakarta.
"Kita akan mengambil keputusan pada Pena 98 akhir bulan ini. Pertemuan ini akan diikuti ratusan aktivis 98 dari 33 provinsi di Indonesia. Konfirmasi terakhir 680 aktivis akan hadir," jelasnya.
Menurut dia, kepemimpinan nasional dan juga di daerah-daerah tidak membawa agenda reformasi. Itulah sebabnya mereka kecewa dengan kinerja pemerintah dan perlunya generasi orde baru dihapus.
Aktivis 98, sambung Sangap, memiliki tanggung jawab besar atas cita-cita reformasi tujuh tahun lalu. Mereka juga menyatakan siap untuk merebut potensi apapun, tak hanya kursi presiden.
"Saatnya generasi muda memimpin, baik itu jabatan presiden, ketua DPR, Ketua MPR, Ketua MK, bupati, lurah, semua sektor kekuasaan harus direbut," jelasnya.
Aktivis 98 Mixil Minamunir mengatakan tak mudah membangun gerakan ini. Pasalnya, rencana konsolidasi nasional yang telah mereka rancang beberapa waktu lalu telah disusupi kelompok tertentu.

Tidak Percaya pada Kejagung
Para aktivis 98 pesimis tentang proses hukum pada mantan Presiden Soeharto yang dilaksanakan Kejaksaan Agung bisa tuntas. "Saya tidak banyak berharap pada (Jaksa Agung) Hendarman Supandji. Ini hanya blow up untuk Presiden SBY. Seolah-olah tampak SBY punya inisiatif mengadili Soeharto, tapi saya berani jamin ini omong kosong," jelas seorang Aktivis 98 Mixil Minamunir, kemarin.

Menurut Mixil, pengadilan untuk Soeharto hanya akan jadi sandiwara yang akan berujung pada kebebasan mantan penguasa Orde Baru itu.
Namun, jelasnya, kali ini rakyat tak mempan dibohongi begitu saja. "SBY bisa bohongin rakyat sekali, tapi tidak bisa bohong berkali-kali," ujar aktivis asal UIN Syarif Hidayatullah ini. (JBP/aco/ade/bdu)

1 komentar:

SEKJEN PENA 98 mengatakan...

Memang banyak yang pergi
Tidak sedikit yang lari
Sebagian memilih diam bersembuyi
Tapi… Perubahan adalah kepastian
dan untuk itulah kami bertahan
Sebab kami tak lagi punya pilihan
Selain terus melawan sampai keadilan ditegakan!

Kawan… kami masih ada
Masih bergerak
Terus melawan!
www.pena-98.com
www.adiannapitupulu.blogspot.com

Hacked Template | andi miswar